
Sidang perkara pungutan liar di Jembatan Timbang Sibolangit yang mendudukkan 3 oknum PNS Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Dishub Sumut sebagai terdakwa, kemarin (5/7) kembali digelar di Pengadilan Negeri Medan. Sedang supir truk yang juga bersaksi mengaku, aksi itu berlangsung sejak 11 tahun lalu.Seperti biasa, sidang lanjutan terhadap terdakwa Panal Simamora (54), Ahmad Sofyan Batubara (42), dan Marlon Sinaga (51) itu, dipimpin Majelis Hakim, Ahmad Guntur SH. Kali ini, agendanya masih sama seperti pekan lalu. Yakni mendengarkan keterangan saksi, juga dari petugas Intel Kejatisu, S Daulay.Di hadapan persidangan, saksi mengaku menangkap ketiga terdakwa berdasarkan laporan yang diterima dari masyarakat. Sebab sejumlah supir mengaku, para pelaku kerap melakukan pungutan liar di Jembatan Timbang Sibolangit.“Mendapatkan laporan itu lantas pimpinan Kejatisu, memerintahkan petugas (intel) untuk melakukan penyelidikan dan penyamaran di lokasi jembatan timbang itu,” ucap S Daulay.Masih di hadapan persidangan tersebut, saksi juga mengatakan, atas perintah pimpinan (Kajatisu),
maka ia membentuk tim untuk melakukan penyamaran langsung di lokasi. “Agar bisa terbukti dengan tertangkap tangan, petugas melakukan penyamaran. Kami berpura-pura beraktifitas sebagai kernet truk barang pembawa jagung,” beber saksi.Lebih lanjut dikatakan S Daulay lagi, saat mereka memasuki jembatan timbangan, salah seorang terdakwa melakukan pengutipan sebesar Rp150 ribu, meskipun alat pengukur timbangan digital mati.“Mereka mengutip uang itu, dengan alasan truk barang yang kita bawa kelebihan muatan. Karena uang itu sudah mereka terima maka kita tangkap saja mereka,” ucap Daulay.Menurut saksi, dari penangkapan tersebut mereka menyita uang tunai sebesar Rp16 juta lebih yang tersimpan di laci meja terdakwa Marlon Sinaga. “Uang yang kita sita itu kita jadikan barang bukti. Uang itu terindikasi dari hasil pengutan yang tidak resmi terhadap sejumlah truk yang melintas di jembatan timbangan itu,” beber Daulay.Uang dari hasil pungli itu, sambung saksi lagi, rencananya akan dibagikan terhadap ketiga terdakwa, itu berdasarkan keterangan para terdakwa pada petugas penyidik kejaksaan.Sementara itu berdasarkan keterangan saksi dua orang supir truk, yakni Hosen Hutagalung dan Jhon Purba mengatakan, mereka kerap dipungli oleh petugas. Hanya saja selama aktifitas tercela itu dialami mereka sejak 11 tahun lalu, oknum di sana tak pernah memberikan kwitansi.